MALANG – Langkah Rizki Lesdianto (40), warga Jalan Piranha Atas Selatan, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, dalam berkreasi patut dicontoh. Berkat ketekunannya, pria alumni Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya ini berhasil mengembangkan usaha custom diecast. Produk karyanya tidak hanya laku di pasar lokal, tetapi juga telah menembus pasar internasional.
Custom diecast adalah proses memodifikasi mobil mainan kategori koleksi yang diubah menjadi miniatur menyerupai aslinya. Diecast sendiri merupakan mainan yang diproduksi menggunakan metode die-casting, yaitu melelehkan logam dan mencetaknya sesuai model yang diinginkan.
Die-casting merupakan proses pembuatan komponen logam dengan presisi tinggi. Proses ini mirip dengan pencetakan injeksi, tetapi menggunakan material logam, bukan plastik.
Menurut Rizki, yang telah menekuni usaha custom diecast sejak 2011, ia pernah mengerjakan puluhan unit untuk dikirim ke Amerika.
“Saya lupa jumlah pastinya, tetapi saya sudah mengirim banyak ke California. Terakhir, saya ingat ada 24 unit yang saya kirim pada bulan Maret 2024,” ungkapnya. Rizki juga memiliki hobi mengoleksi sepeda motor lawas.
Lebih lanjut, Rizki menjelaskan bahwa pengerjaan satu unit diecast memakan waktu cukup lama, sekitar 3 hingga 7 hari.
“Prosesnya agak rumit. Jika semua bahan sudah siap, pengerjaan bisa dilakukan dalam waktu tercepat 3 hari. Namun, jika perlu mencetak decal (stiker), bisa memakan waktu hingga seminggu,” imbuhnya. Rizki juga tergabung dalam komunitas Paguyuban Antik Suzuki A100.
Semua karyanya dikerjakan berdasarkan pesanan, tidak secara massal, sehingga desain dan finishing-nya bervariasi sesuai permintaan masing-masing klien.
Selain menerima pesanan dari California, Rizki juga rutin mendapatkan garapan dari negara lain.
“Ada juga klien dari Australia dan Inggris. Mereka memesan dengan berbagai spesifikasi, seperti 1:64 dan 1:24,” jelas Rizki.
Ia juga pernah menerima pesanan dari instansi, biasanya digunakan sebagai souvenir.
“Pernah saya mengerjakan diecast 1:18 untuk beberapa mobil dengan decal Satuan Lalu Lintas dan Sat Sabhara Polri,” tambahnya. Pesanan instansi tersebut biasanya dimanfaatkan sebagai souvenir untuk diberikan kepada mitra kerja.
Hingga saat ini, Rizki tetap konsisten menekuni usaha custom diecast meskipun alat yang digunakannya sudah ketinggalan zaman. Ia berharap Pemerintah Kota Malang dapat lebih peduli, karena alat yang digunakannya perlu di-upgrade.
“Kendala utama adalah mesin cetak decal jenis white toner dan mesin print 3D yang harganya cukup mahal,” pungkas Rizki. (rul)