Sederhana, Legislator ini Pilih Cangkruk Dengan Tetangga Pasca Pelantikan
MALANG – Tidak ada yang istimewa atas momentum pelantikan Asmualik sebagai legislator DPRD Kota Malang periode 2024 – 2029. Mantan Wakil Ketua DPRD Kota Malang ini tidak menganggap pelantikannya sebagai sesuatu yang formal, jadi tidak heran jika ia memilih cangkrukan dengan tetangga usai pelantikan.
Bahkan beberapa waktu lalu, legislator yang memiliki hobi tracking gunung ini juga memilih bersepeda usai mengembalikan mobil dinas Wakil Ketua Dewan seri Zenix Hybrid keluaran Toyota bernopol N 7 AP ke Sekretariat DPRD.
Menurut Asmulaik, jabatan sebagai anggota legislatif bukan jabatan prestisius, melainkan titipan atas kepercayaan masyarakat terhadap dirinya.
“Biasa saja, ndak perlu merubah gaya hidup, toh sejak dulu saya ya begini ini,” ujarnya.
Legislator yang berhasil memperoleh suara tertinggi (5.388) di daerah pemilihan (dapil) Blimbing dalam pilihan legislatif pada Februari 2024 lalu ini juga memiliki agenda kegiatan rutin dengan komunitas pecinta alam dan pegiat sepeda pancal.
“Sejak SMP sampai sekarang saya senang naik gunung dan bersepeda, malah sekarang lebih banyak teman yang gabung di komunitas,” imbuh politisi Partai Keadilan Sejahtera itu.
Karena kesederhanaannya, tidak sedikit tetangga di sekitar rumahnya yang ingin mengajak Asmualik untuk cangkruk di warung kopi membahas program sosial di kampungnya, bahkan sampai saat ini namanya masih terdaftar di papan informasi Pos Siskamling sebagai warga yang memiliki kewajiban ronda malam.
“Di kampung status saya ya sebagai warga biasa, manut pengurus RT, dan saya berusaha untuk tidak membatasi diri dalam bertetangga, lebih baik nambah teman daripada nambah musuh,” ucapnya sambil tertawa kepada MALANGSATU.COM.
Sementara itu, salah satu rekan Asmualik di komunitas pecinta alam yang juga trainer navigasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Nurwulan atau akrab disapa dengan panggilan Gus Dares, mengaku bangga dengan Asmualik.
“Orangnya santai, ndak formal, sering terlibat dalam kegiatan komunitas pecinta alam, baik dari tenaga, pikiran dan sumbangan dana operasional,” ucap Agus Nurwulan. (rul)