Malang Punya Surga Kacang Namun Tidak Dilirik Pemkab
MALANG – Belum banyak yang mengetahui bahwa wilayah Kabupaten Malang memiliki potensi perkebunan bernilai ekonomis tinggi. Selain itu, perkebunan yang dinamai pemilik lahan dengan Perkebunan Candi Samudro ini juga berpotensi sebagai pusat pendidikan dan riset ekologi yang bermanfaat bagi kelestarian alam. Namun sayang, Pemkab Malang tidak melirik sedikit pun untuk mengembangkan potensi tersebut.
Perkebunan Candi Samudro, yang terletak di Desa Argoyuwono, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, berjarak sekitar 86 kilometer dari pusat Kota Malang. Perkebunan ini memiliki ribuan pohon kacang Macadamia yang sudah dibudidayakan sejak tahun 1990.
Sang pengelola, Anto Tamtomo (46), menjelaskan bahwa perkebunan Macadamia tersebut telah dirintis oleh ayahnya, Noeryanto, sejak 1990. Saat ini, Antok melanjutkan upaya budidaya setelah ayahnya meninggal pada 2021.
Anto mengatakan bahwa perkebunan yang dikelolanya sangat luas. “Dari total 60 hektar, yang sudah ditanami pohon kacang Macadamia adalah 48 hektar,” ucap alumni Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang Jurusan Planologi itu.
Lebih detail, Antok menjelaskan bahwa ada kurang lebih 7.000 pohon Macadamia yang sudah berusia 24 tahun, dan sebagian sisa lahannya ditanami hortikultura.
“Karena usia pohon sudah dewasa, kami sudah berhasil panen dengan baik. Rata-rata hasil panennya mencapai 1.400 ton per tahun,” imbuh Anto.
Lalu, ke mana kacang Macadamia tersebut didistribusikan? Anto mengatakan bahwa 40 persen hasil panen Macadamia dijual di pasar domestik, sedangkan sisanya 60 persen dipasarkan internasional.
“Selain dijual di pasar domestik, kami juga mengekspor ke Singapura, Malaysia, Korea, Jepang, Taiwan, Belanda, dan Amerika,” jelasnya.
Bukan tanpa alasan Macadamia laku keras di pasar internasional. Sebagaimana diketahui, Macadamia memiliki kandungan yang baik untuk kesehatan. Itulah yang menjadi alasan utama mengapa Macadamia begitu digemari. Menurut hasil riset yang dipublikasikan oleh World Macadamia Organization, Australia, selain tidak mengandung kolesterol, berbeda dengan kacang lainnya, Macadamia memiliki kandungan omega 3, 6, 7, dan 9 yang bagus untuk perkembangan otak, regenerasi sel, kesehatan jantung, dan kecantikan.
Saat ini, Anto masih terus berjuang keras bersama tim yang baru dibentuknya untuk mendongkrak volume produksi. Kerja keras bersama timnya, yang tergabung dalam CV Maju Bersama, sudah membuahkan hasil. Terbukti, pada 18 September lalu, mereka berhasil meraih Juara 1 Business Plan Pekan Raya Bea Cukai RI 2024 yang diselenggarakan oleh Dirjen Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan, di Jakarta.
“Alhamdulillah kami berhasil menjadi juara 1,” ucap Anto sambil tersenyum.
Tidak puas sampai di situ, ia bersama timnya terus berjuang untuk memaksimalkan potensi Macadamia. Salah satu upaya yang sedang dijalankan adalah memberikan edukasi kepada masyarakat tentang manfaat Macadamia. Menurutnya, minimnya edukasi berbanding lurus dengan sedikitnya permintaan di pasar domestik.
“Kami masih terus berupaya memberikan edukasi supaya Macadamia bisa diterima di pasar domestik,” kata Anto.
Lebih dari itu, Anto berharap selain mampu mendongkrak perekonomian melalui potensi Macadamia, lahan 60 hektar yang dikelolanya dapat menjadi pusat pendidikan dan riset keanekaragaman hayati. Menurutnya, hasil pelestarian Macadamia sudah berhasil meningkatkan ekonomi masyarakat, sebab ia sudah mempekerjakan warga sekitar perkebunan, bahkan ada beberapa di antaranya yang berstatus disabilitas. Ia berharap Pemerintah Kabupaten Malang dapat membantu merealisasikan impiannya, menjadikan lahan perkebunan Macadamia sebagai pusat pendidikan dan riset.
“Kami berharap Pemkab dapat berkontribusi, sebab selama ini semua infrastruktur kami bangun sendiri. Malah yang sering membantu adalah Bea Cukai Malang untuk mendampingi kami dalam mendapatkan legalitas dan calon pembeli dari pasar internasional,” pungkas Anto. (rully novianto)